Pemanfaatan Limbah Cair Dari Rumah Tangga Adalah
Fodhil, M., Miftahudin, M., Zuli Astutik, H., & Naim, A. (2021). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Anorganik. Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 96–100. Retrieved from https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/abdimasper/article/view/1750
This study aims to look at the form of the implementation of environmental education in the form of utilization of household waste (inorganic). nvironmental education is a process arbitrarily person to conduct environmental stewardship for sustainable survival. The increasing volume of waste requiring serious treatment of the waste management. Waste management does not use methods and techniques that are environmentally friendly waste management than would be a negative impact on health will also be very disruptive both residential environmental preservation, forest, rice fields, rivers and oceans. One of the forms of waste is household waste in the form of garbage anorgnik. This litter is very dangerous for health and the environment because it is made from inorganic sources of non-renewable natural and contains no chemicals, but its existence is only glimpsed one eye. Utilization of inorganic waste is one that can be done by the whole society to preserve the environment. This research is a descriptive study and a review of the literature. This study hopes to sustainable environmental education is expected to contribute knowledge to all levels of society on the importance of inorganic waste.
utilization of household waste, inorganic waste, implementation, environmental education
Azwar Azrul. 1986. Pengantar Ilmu kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Ismoyo IH. 1994. Kamus Istilah Lingkungan. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.
Miles. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Diterjemahkan oleh tjetjep rohendi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Moleong. L. J. 2004. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nitikesari, Putu Ening. 2005. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penanganan Sampah Secara Mandiri di Kota Denpasar. Tesis Magister Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.
Sutopo, Heribetus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif Dasar Teorotis dan Praktis. Surakarta: Pusat Penelitian UNS.
Sutoyo, Bagong. 2013. Fenomena gerakan mengolah sampah. Jakarta: Pusat Komunikasi publik kementrian pekerjaan umum.
Tim Penulis PS. 2008. Penanganan pengolahan sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Undang-Undang No.23 Tahun.1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
https://www.google.co.id/search?q=definisi+limbah&hl=id#hl=id&q=definisi+sampah&s
tart=10. 6 Agustus 2013.
Pengabdian kepada Masyarakat - Dalam kegiatan sehari-hari manusia sebagai pelaku konsumsi akan menghasilkan sampah atau limbah dengan jumlah yang semakin bertambah seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di segala kegiatan. Dari kegiatan sehari-hari ini limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah padat, limbah cair maupun limbah gas. Peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat membuat semakin pesatnya pemukiman masyarakat yang mempengaruhi jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan. Limbah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Terdapat 2 jenis limbah rumah tangga, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah anorganik adalah limbah yang sulit untuk dapat membusuk atau terurai seperti plastik, kaca, peralatan rumah tangga, dan lain-lain. Sedangkan limbah organik adalah sampah yang dapat terurai dan membusuk dengan sendirinya seperti sisa makanan, kulit buah, sisa sayuran, dan lain-lain. Limbah-limbah diatas jika dibiarkan di lingkungan akan menyebabkan pencemaran air, udara dan tanah, sehingga untuk mengurangi terjadinya pencemaran tersebut harus adanya pemanfaatan limbah seperti pemanfaatan limbah organik diubah menjadi kompos atau pupuk dengan cara pengomposan.
Pengomposan merupakan salah satu metode pengolahan limbah organik yang bertujuan untuk mengurangi dan mengubah sampah organik menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual. Terdapat dua jenis cara pengomposan yaitu pengomposan secara anaerob dan pengomposan secara aerob. Pengomposan secara anaerob merupakan pengomposan tidak melibatkan oksigen dalam prosesnya, biasanya hasil akhir dari pengomposan jenis ini adalah kompos cair. Sedangkan pengomposan secara aerob merupakan pengomposan yang melibatkan oksigen dalam proses nya seperti pengomposan dengan teknik takakura susun atau Takakura Composting Method (TCM) yang hasil akhirnya adalah kompos padat. Takakura susun merupakan salah satu teknologi dalam proses pengomposan dengan memanfaatkan keranjang yang berlubang-lubang sebagai tempat keluar masuknya oksigen dalam proses pengomposan. Keunggulan dari teknik takakura susun ini adalah tidak menghasilkan lindi, tidak menimbulkan bau yang menyengat dan dapat memanfaatkan lahan yang terbatas.
Diagram pembuatan kompos metode takakura
Hasil dari pengomposan dengan metode takakura ini dapat dipanen setelah dilakukan penyimpanan selama 40-60 hari dan dapat langsung digunakan sebagai kompos. Keuntungan pengomposan dengan metode takakura ini adalah dapat menambahkan sampah organik ke dalam kompos yang sudah jadi sehingga tidak perlu lagi membuat media baru untuk membuat kompos yang baru, sehingga kita dapat menghemat energi dan waktu. Kompos yang dibuat tadi dapat digunakan sebagai media untuk menanam tanaman TOGA, sehingga tanaman TOGA yang ditanam dapat tumbuh subur. Penggunaan kompos digunakan sebagai media tanaman TOGA dengan cara mencampurkan dengan tanah, sehingga media tanam dari limbah non organik seperti galon bekas yang dijadikan sebagai tempat untuk menanam tanaman TOGA dapat terisi semua. Tanaman TOGA yang ditanam seperti kunyit, jahe, kencur, dan temulawak. Pemilihan tanaman TOGA dikarenakan fleksibilitas dari tanaman yang cukup mudah dalam perlakuan perawatan. Selain itu, tanaman TOGA dapat dialihfungsikan menjadi bahan yang berguna untuk kegiatan sehari-hari. Manfaat dari tanaman TOGA antara lain seperti dapat dijadikan obat herbal, bumbu masakan dan bahkan antiseptik untuk luka. Tanaman TOGA sendiri dapat dipanen setelah berumur 3-4 bulan setelah penanaman.
Dengan adanya kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) ini meningkatkan kesadaran warga akan pemanfaatan limbah rumah tangga, sehingga jumlah sampah yang dibuang ke TPS dapat berkurang, dan juga warga dapat memanfaatkan limbah rumah tangga dan tidak dibuang langsung begitu saja ke tps tanpa diolah terlebih dahulu. Selain pengolahan sampah kegiatan ini juga menambah wawasan warga dalam cara membudidayakan tanaman toga sehingga warga dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk bercocok tanam di lokasi yang minim sehingga dapat mengurangi tingkat stress yang diakibatkan kurang nya kegiatan sehabis kerja. Dengan adanya kegiatan KKN dapat memberikan pengetahuan dan wawasan masyarakat di RT 30 Karang Joang.
LPPM - Institut Teknologi Kalimantan
%PDF-1.4 %Çì�¢ 5 0 obj <> stream xœ<Ù’Grïóx²œv×]µO¦B\-Wâˆ+ŽlGhŽžAs@q@ƒµô/ùÉè̬+hŒHyÉè®ÎÊÊûjü²z±ðoúÿöÃÅ¿üàwû‹aqwñË… ›‹ôßí‡ÅW×°À/ÂâúíE|D,„P½–\oäâúÃÅOÝ_–—¦>ß–—ºAZßmÆ{¼1Îv‹%<6Þv¢~ЮÛ.U\С{ …ÂkÓ}XZx^[Õ��ï–—.CèÞ./>æM·ÐËKŸ½ Ýß:¼4�Œ‹ƒ�«Ë?ÐX«µµ� qYÎt¿^.…ëÔé®*wi�ÂÉîÙÒÀYU·�uã!îæᲨõÒõÊXç`Ûÿ¼þQÏ÷ƒF†žóðñ»‹ë?üÔ½\â‰¯î œˆäù§«x\ Tú#.”zxü8�Øá}1DÒúzÑ#"^œ�[ÖÀáòJSW ¼¨ƒÓÝ,}o´2!/`#—¡·‹ëðùÕøp¿ÔpM(Ù½["CݸyW%P-”cƒås+`7œ„€tÿ»¼þ¹!‹é…lºýS<£¼2Ýë¥Ð$ ÝDtfP݇q)�HÀ° ÈÈŠwÂv#\öð>>Ž b»ïˆÀ z‡÷€Ö݇B_Ã5àán�«ñ(põ‡H!�¦Ã⪔ʞY{=¢èÂu›»»¯[Ã#�‰ÿsL‡ô 2Ý^ÄÛB‚¦¥— 8á—BöVÖe¨Šv�(RpáŸ/@�ˆcnð âDO�oo=芗®�Mï=DÚZH½¸<Ý^JB�ãw);! Õõ΋닿âfñ+˜ŒŸÁ²|s!@‹à‚³ÖõnñáÂZ�¾ß_¼9k{„]ÀFÁ6È™^‚ž( Ð믞_�añ($ÂtÏŸ_?_‚ÜÂÑ”F]Ò=¨'Òà»—°ª{õÕó?/~¨+~|ßããBù¦ [wõÍ7ôM)Ø¥3ôÒÉ!+ø¥¤Ö@ þ·îÍóW¯ŸGhäáÏ‹çWßãWÐ/º¾Iн•ÝÕËoÿ¶DÑõÑ]¼y‘Dz�ÝWÏ¿y3Æ�¹€CÖ °¯^\ÅʆîúÇo—— ÁÆxß-^¾z�¥á™ï^¼ª[½¸ºŽàzóí¢ê�>ÅøÞ t�R‘äçk.á�Ýsöùöùå”Æ[k4Àzý‚öôlÄÕ×/¿~I”ðÆ©îÛçW`ÅÕ7ßFŒ$Ô¯âqãÒ«ÅŸ_~]ù#œ 4S ט“ãKë{kAFQG|#�QˆòBaeoU\¦QsðŒWh)u÷=ÙÅ ¼ìþ\|¹x½‚–h�/ÿP>}‡Î†|ÐK8¡Cëä�c¨�ÁÉyŒ…éê.¢¢Á>GT>�©ñ 'cò¤ ü¨+ÿŒ›e@A2*~ÿ¯Íö#Ú,�{¯üë©o´ê>-q7²:®·Ûþ69Sá»íÂ(ê*Xß>,,8ȵmP`j4˜+ëýâaºxû‡óÚÉΓµSy¸â œï•FíÌC5�ÖøžöõÃöŽÎ3 º•Èã‡húÑç½y<¬Þ¡Ø`žàûëiSÎ…72¿Vå*‘á}=ü&ñÏ; * Û¦¸0\¤@Ńk<~º0ϳÃ:ôwGkͪk#ŠOûÓøž˜ä!z9ÜWœÑß WÇ}Eq:€!Šª„ÌœÞÆoØ©+¢Ï¯F¼ñ¬‰�Í`gN ŠÚ%(³ „„‹Z"Ùˆßâ%9MŒ5 aA^ß0ñ<$û'ðV”bB €GwE*'FÜq}—d ¸ÍÅó²IøXP�#º·½pÅMž£º/Dÿ±0šìc!ØÄlÿ®¨ð#a²§(t ¢0BlVDaaá‘qŸ÷<òõñyˆ$F„™LNõ6š'ðêœyºÑÍ[•í/’6@ºÙ?ƨ͂d<€D�VZ"A6^½Sˆ9à:m&dÁ f2,Y Û¯H�¯C#Ì.srÒ¼!º›JÙ%y ÀUš@Ê’Ÿé+m@a&ø»Ã&�O©IaDà[Tñ›î�4v=ýxD˜ÓçG lx3Uý)XD¤f·" u¿ÓÚªQÓ&É6„‰E…�–\½ÌUÕ´”|Hwô™¥;°rèÄ×�•;Õ}½‚r9ʻ̒@—bÆŸ˜Iú‰‡®&ä�¯fÞ�Ãvë´+D>Ýê°Ã3{bF"´ [踷0ˆ»tž¨€A 6º3Á8ìƼÈõ.ŒÀyË4,Ë·ÕåbDv dë!+ûnÆ5Û„ï×ô‘åÀÙ°sÜq‡@g´0û,�öce?“¶1BܦLט’Ø÷®ŠQå*F†zOñ�ż#%g³²˜J‚¹E¹Ðhû!U~Â"!ݤ¸`Æ0Á96gDàdØ$pÌ"$¡‡Ý‘$Çãj¬aÇ}µ,köôî¡ú¾mÙ`?Õ«{\m(ßl®³héÀ nÀca´”H>elò’ScƒŽs|_Tí@<ÁP»QÅ‚ˆe—§]~H'§Õá~Ný«4—Ç"¯‘Ç$‘Üe++�‡ _�øX+øRU×èÇO¬pY_ŸÄµR‘K¨¹9æßã>xª Ù@³Ï©Èh,Ó„óvDýØæxÏ¡P˜ôs¥ïá±nYiÝgÐBw¯&rã6´AVåÇ]’”H¡Ø|ª—‹zF³5´FÛûjJ³ñ1¡#¡†€AÐQ!åé�§¦,ÈdÊ”ÈPÕëɺB�Ì%÷8‰8¼'.Ðãdn7…ÄœÜㆩí&a„,?Ëeñ‹nÔó©é•µÌºöi{ ‹Ÿ–lBeDŒ\âM»;˜F=·…U÷L±Æ%¥óÉQd lÓÂÆiôExgn rá¨\ú8‹«Û"»0зs|Å|×XT,Z‚¸'(ŽÀ™2"ÄX(¾JBÚ츩œ”Wª;f&4pBér â1xÌ!oWS\hlžFvÂÜÆ+'¹q™ImdàÏŸgüýŒr7qQ�ñ|GNXë©p=£ÎçmÔ ˆ:ó¹,i.Deð-ü¶�žs¸ñaßhYL�ò‘#D”rÈ��5ql@¬Æ]UwÆÂrŠÆò…Q*%³ä,ÞÏ£ºkD·KÒ„Q-Ûg3Ý•Ëg’Ô·Å”°çX’ËÍǸªÐvG�1W`æ;Rèn1]]3oúØЖŽ%‰Á?§œö;Töalh0¼³þ„îx¼W‘sŒñG øÁȆwwLÙŒ|,áθÉÚ19=Jûºo©JöI4!äË—™ö¸˜’bû¹A–6ê&@«›± €û`4U.�î•4hðküôa‰Ý&-JÜfÕ¼"�›g5€ZXúŒwv…‚M% ù×q�ëöTPSR¶AÓ;Æ00v‹{–«x.ŠaONŽäÍXHU—¬„åp"¶;ˆl0˱KÍŠE7”�æsð˜–PC-�syQr±¾®Æ{jš$Ñzq_Ê3çìä‚Q®M¥f¬æo$UYqÎWIÕà «Sú¨ ;Ýh×q–×Ô$LaD÷”ï�«1ñòeç+ºÀÃ7hÓ\”Æxþ¶@BxåÕ/0"YáôXï¢o*VûS1nDªÑAž=VkÚ2Äy˜…ÛòÝù+š„5í7H4ð›�m•Að´ IÂäkÚ°‡ójœÎò¼ O ú§Î2.ÏÛ˜Þ*;ËÙˆ‚8ÇÞΙ÷üܪNõº¬Ú£f!ÊεÂÀÖDÅ�*«¢Â¹%EŸïG˜“‰Uë°+Þ»Äe¸®jO5Î( ¹d…áð.Vá$(.;pjåCÃñš~’¬f² G,QR{×ód¨ÉeV9•6(°ì›Ž!WI¶ä}‹B•¯Ø�ÁT¿|Ã3z+™ÙèïÚNÍ,Ð ¸&}p¢e,D0%v`æy“óLô?ÏÅòcî§û°µòȘ{_øÆ.òœm¦EÀN‘cP,xÝÔB¯•då^³ç³¥`Ž¡ò)îõßAB¤²íEçòzª¶·TÑpJ��Û>ËXd;ùåÆ¢<¹¢6Ç „ÌN¾p´õ¹mPC…u.Ñ`ZíË!Å
Sampah anorganik adalah sampah yang berasal bukan dari makhluk hidup. sampah anorganik memerlukan waktu yang lama atau bahkan tidak dapat terdegradasi secara alami. Beberapa sampah anorganik diantaranya styrofoam, plastik, kaleng, dan bahan gelas atau beling. Salah satu pemanfaatan sampah anorganik adalah dengan cara proses daur ula
ng (recycle). Daur ulang merupakan upaya untuk mengolah barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar dapat dipakai kembali. Pendidikan lingkungan hidup yang kita kenal adalah pendidikan yang diberikan secara formal mulai dari Sekolah dasar (SD) sampai dengan Perguruan tinggi (PT) untuk mengenal lingkungan, baik itu adalah dampak positif maupun dampak negatif.
Dalam pendidikan lingkungan hidup ada yang dinamakan limbah, baik itu limbah industri maupun limbah rumah tangga. Biasanya yang namanya limbah adalah hasil buangan, tapi bagaimana caranya agar hasil buangan tersebut bersahabat dengan alam dan dapat dimanfaatkan. Hasil kajian ternyata limbah yang tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan sangat berbahaya, maka saat ini yang akan dibahas adalah limbah rumah tangga yang berupa sampah anorganik. Dalam kamus bahasa Indonesia Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan.
Ada sampah, ada air kakus, dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya . Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang sering kali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Dari sekian limbah rumah tangga ada yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia yaitu sampah anorganik yang keberadaannya kadang dianggap kecil. Dari hasil kajian pustakamaka menunjukan bahwa sampah menurut jenisnya terbagi menjadi: Garbage (sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk), Rubbish (bahan atau limbah yang tidak mudah membusuk), Ashes (sejenis abu hasil dari proses pembakaran seperti pembakaran kayu, batubara maupun abu dari hasil industry), Dead animal (segala jenis bangkai yang membusuk seperti bangkai kuda, sapi, kucing tikus dan lain-lain), Street sweeping (segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan karena perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab) dan Industrial waste (benda-benda padat sisa dari industri yang tidak terpakai atau dibuang Misal industri kaleng dengan potongan kaleng-kaleng yang tidak terolah.
Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh volume sampah yang tinggi yang tidak dikelola dengan baik adalah gangguan kesehatan, menurunkan kualitas lingkungan, menurunkan estetika lingkungan dan terhambatnya pembangunan negara. Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah sudah kita kenal adalah bahwa semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin sedikit. Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil prosses teknology pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng.
Tim Penulis PM (2008) mengatakan bahwa sampah anorganik (sampah kering), yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, dan sebagainya. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami oleh alam. Walaupun demikian, sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya sehingga apabila diolah lebih lanjut dapat menghasilkan keuntungan. Selain dijual sampah anorganik dapat diolah menjadi barang hiasan rumah tangga, peralatan rumah tangga, dan bahan dalam pembuatan karya seni rupa. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual dan diolah menjadi produk baru adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik disetiap rumah. Pemanfaatan Kembali Kegiatan pemanfaatan sampah kembali. Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk melestarikan fungsi kawasan wisata. Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang.
Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan. Tempat Pembuangan Sampah Akhir Dengan pengelolaan sampah yang baik, sisa sampah akhir yang benar-benar tidak dapat dimanfaatkan lagi hanya sebesar ± 10%. Kegiatan ini tentu saja akan menurunkan biaya pengangkutan sampah bagi pengelola kawasan, mengurangi luasan kebutuhan tempat untuk lokasi TPS, serta memperkecil permasalahan sampah yang saat ini dihadapi oleh banyak pemerintah daerah.
Nama : Jossephine .D. Iki
Prodi/Kelas : KIMIA/B