Ular Raksasa Terbesar Di Dunia

Ular Raksasa Terbesar Di Dunia

Piton Afrika (Python sebae)

Piton Afrika (Python sebae), yang dikenal juga sebagai African Rock Python, adalah salah satu spesies piton terbesar dan paling kuat di dunia. Piton Afrika memiliki tubuh yang besar dan kekar, dengan panjang rata-rata antara 3 hingga 5 meter. Namun, beberapa individu dapat mencapai panjang lebih dari 6 meter. Warna kulitnya bervariasi, biasanya terdiri dari kombinasi warna cokelat, hitam, dan kuning, dengan pola bintik-bintik yang mencolok yang membantu mereka berkamuflase di lingkungan alaminya. Ular ini memiliki kepala yang besar dengan mata yang terlihat jelas, memberikan penampilan yang menakjubkan.

Spesies ini dapat ditemukan di berbagai habitat di sub-Sahara Afrika, termasuk hutan, savana, dan daerah berbatu. Piton Afrika lebih suka daerah yang lembap dan sering terlihat di dekat sumber air, seperti sungai dan danau. Mereka dapat hidup di berbagai jenis lingkungan, tetapi biasanya menghindari daerah padang pasir dan hutan yang sangat lebat.

Ular Boa Kembang (Boa constrictor)

Ular Boa Kembang (Boa constrictor), sering dikenal sebagai Boa atau Boa Konstriktor, adalah salah satu spesies ular terbesar dan paling terkenal di dunia. Spesies ini dikenal karena kekuatan dan kemampuannya dalam berburu, serta penampilannya yang menarik.

Ular Boa Kembang memiliki tubuh yang besar dan kekar, dengan panjang rata-rata antara 2 hingga 4 meter, meskipun beberapa individu dapat mencapai panjang lebih dari 5 meter. Warna kulitnya bervariasi, biasanya terdiri dari kombinasi warna coklat, abu-abu, dan krem, dengan pola bintik-bintik atau garis yang mencolok di sepanjang tubuhnya. Ciri khas dari boa adalah tubuhnya yang berat dan kepala yang sedikit lebar, memberikan penampilan yang mengesankan.

Boa Kembang dapat ditemukan di berbagai habitat, termasuk hutan hujan tropis, hutan kering, dan daerah berbatu di Amerika Tengah dan Selatan. Mereka sering ditemukan di pohon, tetapi juga dapat terlihat di tanah. Ular ini lebih menyukai daerah yang lembap dan berdekatan dengan sumber air, seperti sungai dan danau.

Ular Gila (Chondropython viridis)

Ular Gila (Chondropython viridis), atau yang lebih dikenal sebagai Green Tree Python, adalah salah satu spesies ular arboreal yang menarik perhatian banyak orang karena warna cerah dan keindahan sisiknya. Ular Gila dikenal dengan warna hijau cerah yang mencolok, yang membantu mereka berkamuflase di antara dedaunan pohon tempat mereka tinggal. Ular ini biasanya memiliki panjang antara 1,5 hingga 2,5 meter, dengan tubuh yang ramping dan kepala yang sedikit datar. Warna sisik yang cerah, sering kali dengan pola kuning atau putih, membuat ular ini terlihat sangat menawan dan menjadi favorit di kalangan penggemar reptil.

Ular Gila dapat ditemukan di hutan hujan tropis di Papua New Guinea, Indonesia, dan bagian timur Australia. Habitatnya mencakup pepohonan tinggi di mana mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka. Dengan gaya hidup arboreal, ular ini cenderung menghindari tanah dan lebih suka berada di cabang-cabang pohon, di mana mereka dapat berburu dan bersembunyi dari predator.

Ular Boiga (Boiga dendrophila)

Ular Boiga (Boiga dendrophila), yang juga dikenal sebagai Ular Kucing Hijau atau Ular Pijar, adalah spesies ular yang menarik perhatian banyak orang karena pola dan warnanya yang mencolok. Ular Boiga memiliki tubuh yang ramping dan panjang, dengan panjang rata-rata antara 1,2 hingga 2 meter. Mereka dikenal dengan warna hijau cerah yang dipadukan dengan pola garis-garis hitam atau cokelat, memberikan penampilan yang sangat menarik. Mata besar dan pupil vertikalnya memberi mereka penglihatan yang baik, yang sangat membantu dalam berburu di malam hari. Ular ini memiliki kepala yang sedikit datar dan leher yang terlihat jelas, membedakannya dari tubuhnya.

Ular Boiga biasanya ditemukan di hutan hujan tropis, daerah berbatu, dan bahkan taman di daerah tropis dan subtropis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Sebagai ular arboreal, mereka lebih suka menghabiskan waktu di atas pohon, di mana mereka dapat berburu dan bersembunyi dari predator. Habitat yang lembap dan rimbun sangat ideal untuk kehidupan mereka.

Piton Burma (Python bivittatus)

Piton Burma (Python bivittatus), yang juga dikenal sebagai Burmese Python, adalah salah satu spesies piton terbesar dan paling terkenal di dunia. Piton Burma dapat mencapai panjang antara 3 hingga 5 meter, dan beberapa individu yang sangat besar bahkan dapat mencapai lebih dari 6 meter. Warna kulitnya umumnya terdiri dari kombinasi cokelat, kuning, dan krem, dengan pola garis-garis atau bintik-bintik yang mencolok di sepanjang tubuhnya. Tubuhnya yang kekar dan berat memberikan kesan kuat dan mengesankan.

Spesies ini biasanya ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Asia Tenggara, termasuk Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Piton Burma lebih menyukai habitat yang lembap, seperti hutan hujan, rawa, dan daerah dekat sungai. Mereka sering terlihat berjemur di atas pohon atau bersembunyi di dalam semak-semak, di mana mereka dapat berburu dengan lebih efektif.

Piton Reticulatus (Malayopython reticulatus)

Piton Reticulatus (Malayopython reticulatus), yang juga dikenal sebagai Piton Jaring atau Reticulated Python, adalah salah satu spesies ular terbesar dan terpanjang di dunia. Ular ini terkenal karena pola sisik yang rumit dan warna yang menawan. Piton Reticulatus dapat mencapai panjang yang luar biasa, sering kali antara 3 hingga 6 meter, dengan beberapa individu yang tercatat mencapai lebih dari 9 meter. Tubuhnya ramping tetapi sangat kuat, dengan warna yang bervariasi mulai dari hijau kekuningan hingga coklat, dihiasi dengan pola jaring yang mencolok. Pola ini membantu mereka berkamuflase di habitat alami, menjadikannya lebih sulit untuk terlihat oleh mangsa maupun predator.

Spesies ini ditemukan di berbagai habitat di Asia Tenggara, termasuk hutan hujan tropis, rawa, dan daerah berbatu. Mereka lebih menyukai daerah yang lembap dan biasanya ditemukan di dekat sumber air seperti sungai dan danau. Piton Reticulatus juga dapat ditemukan di kebun dan area terdekat dengan pemukiman manusia, di mana mereka mencari makanan.

Anaconda Kuning (Eunectes notaeus)

Anaconda Kuning (Eunectes notaeus), atau yang dikenal juga sebagai Yellow Anaconda, adalah salah satu spesies ular terbesar di dunia yang berasal dari keluarga anaconda. Anaconda Kuning memiliki tubuh yang besar dan kekar, dengan panjang rata-rata antara 3 hingga 4 meter, meskipun beberapa individu dapat mencapai panjang lebih dari 5 meter. Warna kulitnya bervariasi dari hijau kekuningan hingga coklat, dengan pola bintik-bintik hitam atau cokelat yang mencolok. Kulitnya yang halus dan berkilau memberi ular ini penampilan yang mengesankan.

Spesies ini umumnya ditemukan di rawa, sungai, dan daerah basah di Amerika Selatan, termasuk Brasil, Paraguay, dan Argentina. Anaconda Kuning lebih menyukai lingkungan lembap dan cenderung tinggal di dekat sumber air. Mereka sering terlihat berjemur di atas batu atau cabang yang dekat dengan air, di mana mereka dapat bersembunyi dan berburu mangsa.

Apa yang dimaksud dengan salamander raksasa China?

Salamander raksasa sebelumnya pernah ditemukan di sejumlah tempat di China bagian tengah, timur dan selatan.

Penangkapan berlebihan meningkat dalam beberapa dekade terakhir, untuk memasok pasar makanan hewan yang dianggap eksotis di China.

Industri peternakan skala besar yang telah dikembangkan, dipandang dapat mengancam populasi di alam karena perburuan dan penyebaran penyakit menular.

Para peneliti menggunakan spesimen museum untuk mengkaji sejarah genetika salamander raksasa China, kelompok yang sangat kuno sehingga binatang ini dipandang sebagai "fosil hidup".

Pemikiran bahwa salamander raksasa China Selatan sebagai spesies tersendiri pertama kali diusulkan pada tahun 1920-an, tetapi kemudian tidak ditindaklanjuti karena binatang tidak biasa ini dipelihara di Kebun Binatangan London.

Tim kemudian menggunakan binatang sama, yang sekarang diawetkan sebagai sebuah spesimen di Natural History Museum, untuk mengetahui sifat-sifat khas spesies baru.

Penelitian ini diterbitkan di jurnal Ecology and Evolution .

Spesies ular anakonda baru ditemukan para ilmuwan di hutan hujan Amazon. Dikabarkan, spesies tersebut merupakan jenis ular yang terbesar di dunia.

Para ilmuwan yang bekerja di hutan hujan Amazon telah menemukan spesies ular anakonda baru, yang dikabarkan merupakan ular terbesar di dunia.

Awalnya, tim Universitas Queensland pergi ke Amazon Ekuador untuk mencari anakonda hijau utara (Eunectes akayima) yang sebelumnya tidak terdokumentasikan. Mereka diundang masyarakat Waorani mengamati anakonda yang dikabarkan terbesar yang pernah ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim tersebut bergabung dengan pemburu dalam ekspedisi 10 hari ke wilayah Bameno, sebelum mendayung menyusuri sistem sungai untuk menemukan beberapa anakonda bersembunyi di perairan dangkal, menunggu mangsa. Anakonda inilah yang diduga terbesar di dunia dan mereka namakan anakonda hijau utara (Eunectes akayima).

"Ukuran makhluk ini sungguh luar biasa, seekor anakonda betina yang kami temui berukuran panjang 6,3 meter," kata Profesor Bryan Fry, ahli biologi Universitas Queensland, yang memimpin tim tersebut.

Tim juga mengatakan telah mendengar bukti samar bahwa ular berukuran 7,5 meter dan berat 500 kilogram telah terlihat di daerah tersebut.

Anakonda hijau adalah ular terberat di dunia. Museum Sejarah Alam Inggris, mencatat bahwa ular terberat yang pernah tercatat berbobot 227 kilogram. Panjangnya 8,43 meter dan lebar 1,11 meter. Sementara spesies lain, ular sanca batik, cenderung lebih panjang, sering mencapai lebih dari 6,25 meter tapi lebih ringan.

Para ahli yang mempelajari makhluk tersebut menemukan bahwa spesies anaconda hijau utara yang diidentifikasi ini, menyimpang dari anaconda hijau selatan hampir 10 juta tahun yang lalu, dan perbedaan genetik mereka sebesar 5,5%.

"Ini cukup signifikan, sebagai perbandingan, manusia hanya berbeda sekitar 2% dari simpanse," kata Fry yang dikutip detikINET dari CNN. Temuan ini dijelaskan dalam jurnal MDPI Diversity.

Para peneliti juga memperingatkan Amazon menghadapi banyak ancaman. "Deforestasi di lembah Amazon akibat ekspansi pertanian diperkirakan mengakibatkan hilangnya habitat sebesar 20-31%, yang mungkin berdampak pada 40% hutan Amazon pada tahun 2050," kata Fry.

Degradasi habitat, kebakaran hutan, kekeringan dan perubahan iklim mengancam spesies langka seperti anakonda, yang hidup di ekosistem langka tersebut.

Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Spesies Baru Ular Terbesar di Dunia Ditemukan di Amazon

Anaconda yang berasal dari Amerika Selatan ini memiliki habitat alaminya di wilayah timur pegunungan Andes, mencakup negara-negara seperti Brasil, Kolombia, Venezuela, Ekuador, dan Bolivia. Meskipun daerah tersebut menjadi rumah utama bagi ular ini, anaconda juga dapat dijumpai di lokasi lain.

Sebagai boa air, anaconda cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya di perairan yang mengalir di seluruh Amerika Selatan, terutama di hutan hujan tropis dan sekitar perairan seperti sungai. Saat tidak berada di dalam air, mereka sering bersembunyi di antara tumbuhan tinggi, memanfaatkan lingkungan untuk menyergap mangsa dan menghindari predator.

Secara menarik, anaconda hijau, sebagai salah satu varietas anaconda, telah menyebar hingga ke Amerika Serikat, terutama di Florida Everglades. Prisitanya di sana menunjukkan bahwa anaconda hijau termasuk dalam banyak spesies invasif yang berhasil beradaptasi di lingkungan baru di luar habitat aslinya. Hal ini menyoroti dampak kompleks dari interaksi antara manusia dan satwa liar, termasuk penyebaran spesies invasif ke dalam ekosistem baru.

Ular Gila (Chondropython viridis)

Ular Gila (Chondropython viridis), atau yang lebih dikenal sebagai Green Tree Python, adalah salah satu spesies ular arboreal yang menarik perhatian banyak orang karena warna cerah dan keindahan sisiknya. Ular Gila dikenal dengan warna hijau cerah yang mencolok, yang membantu mereka berkamuflase di antara dedaunan pohon tempat mereka tinggal. Ular ini biasanya memiliki panjang antara 1,5 hingga 2,5 meter, dengan tubuh yang ramping dan kepala yang sedikit datar. Warna sisik yang cerah, sering kali dengan pola kuning atau putih, membuat ular ini terlihat sangat menawan dan menjadi favorit di kalangan penggemar reptil.

Ular Gila dapat ditemukan di hutan hujan tropis di Papua New Guinea, Indonesia, dan bagian timur Australia. Habitatnya mencakup pepohonan tinggi di mana mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka. Dengan gaya hidup arboreal, ular ini cenderung menghindari tanah dan lebih suka berada di cabang-cabang pohon, di mana mereka dapat berburu dan bersembunyi dari predator.

Amfibi terbesar dunia, salamander raksasa di China Selatan sepanjang hampir dua meter 'ditemukan'

Sumber gambar, BEN TAPLEY/ZSL

Amfibi yang disebutkan sebagai salamander terbesar dengan ukuran sekitar dua meter ditemukan, spesies yang terancam punah karena banyak ditangkap untuk disantap, demikian hasil penelitian DNA dari spesimen museum.

Salamander raksasa atau sejenis kadal di China Selatan sepanjang hampir dua meter ini terancam punah dan para ilmuwan menyebutkan perlu dilakukan upaya konservasi.

Penangkapan binatang untuk disantap sebagai sajian hewan eksotis membuat sejumlah spesies berkurang jumlahnya di China.

Sebelumnya salamander ini dianggap sebagai satu spesies, tetapi analisa spesimen mati dan masih hidup menunjukkan terdapat tiga spesies di sejumlah daerah di China.

Salamander China Selatan adalah yang terbesar dari ketiganya. Para peneliti memperkirakan hewan ini adalah amfibi terbesar yang masih hidup saat ini.

Profesor Samuel Turvey dari Zoological Society of London (ZSL) mengatakan penurunan jumlah di alam sebagai sebuah "bencana".

Sumber gambar, HARRY TAYLOR / NHM IMAGE RESOURCES

"Kami berharap pemahaman terbaru tentang keragaman spesies ini dapat mendukung keberhasilan konservasi, tetapi langkah darurat diperlukan untuk melindungi populasi salamander raksasa yang kemungkinan masih ada," katanya.

Peneliti lainnya, Melissa Marr, dari Natural History Museum London mengatakan sejumlah langkah harus ada untuk mempertahankan susunan gen dari masing-masing spesies yang berbeda.

"Berbagai spesies ini ditemukan dan perlu segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan salamander raksasa China di alam," katanya.